Perjalanan ekspedisi menyusuri bentang alam gunung dan hutan Indonesia yang begitu luas, membutuhkan persiapan yang matang. Mulai dari perlengkapan dan perbekalan, perencanaan perjalanan, navigasi darat, pertolongan medis pada keadaan gawat darurat, hingga urusan bertahan hidup jika terjadi hal hal tak terencana di alam terbuka. Eiger Adventure (EIGER) sebagai brand penyedia perlengkapan luar ruang memiliki agenda tahunan bertajuk EIGER Mountain & Jungle Course (MJC).
Kelas dasar untuk penjelajahan gunung dan hutan ini telah memasuki tahun ke 16 penyelenggarannya. Kali ini berlokasi di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jason Edward Wuysang General Manager Marketing EIGER menyampaikan, sejak pandemi berakhir, terjadi peningkatan aktivitas masyarakat Indonesia untuk berkegiatan di alam bebas. EIGER pun membantu pengguna produk EIGER agar tetap aman dan nyaman menjelajahi Indonesia. “Agenda tahunan MJC 2023, EIGER mengajak siapapun untuk keluar dari zona nyamannya. Mempelajari pengetahuan dan keterampilan sikap hidup di alam terbuka, mengasah kemampuan tanpa mengabaikan alam, mengenal dan menjaga keindahan alam Indonesia,” kata Jason dalam rilis resminya.
Hasil Klasemen Liga Inggris: Manchester City Terpeleset, Arsenal dan Liverpool Umbar Senyum Halaman all Sah! Pria India Resmi Nikahi Wanita Salletto Mamuju Hadiah BWF World Tour Finals 2023 Wakil Indonesia: Jojo Full Senyum, Modal Nikah Kembali Halaman 4
Sandera Israel Terbunuh Tentara Sendiri, Netanyahu: Israel Temui Qatar buat Negosiasi dengan Hamas Serambinews.com Paus Fransiskus Minta Dimakamkan di Roma, Bukan Vatikan Jepang Hibahkan Kapal Patroli Senilai 9,53 Miliar Yen untuk Indonesia
Rangkaian acara MJC Tahun 2023 akan berlangsung mulai Minggu (24/9/2023) hingga delapan hari berikutnya yakni apda (1/10/2023). Momen ini mempertemukan puluhan pegiat alam bebas dari seluruh Indonesia. Galih Donikara selaku Penanggung Jawab EIGER MJC 2023 mengatakan, Peserta berasal dari Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Dari total 879 peserta yang mendaftar telah disaring menjadi 80 peserta terpilih, termasuk jurnalis, juga influencer social media yang khusus diundang untuk mengasah keterampilan penjelajahan di alam bebas.
“Tujuan dari acara ini, puluhan peserta akan mendapatkan berbagai materi dan pelatihan tentang merancang suatu ekspedisi dan petualangan di alam terbuka. Materinya berupa manajemen perlengkapan dan perbekalan, zero waste adventure, dokumentasi ekspedisi, membangun jaringan komunikasi, navigasi darat, penanganan medis kala darurat, sampai urusan survival,” kata Galih. Setelah materi di kelas selama empat hari, pada hari ke lima sampai hari ke tujuh, peserta akan melakukan pergerakan ekspedisi sesungguhnya menuju ke Puncak Gunung Merbabu. Dibagi ke dalam empat tim berbeda yang akan mendaki melalui empat jalur pendakian Gunung Merbabu, yakni Jalur Wekas, Jalur Thekelan, Jalur Suwanting, dan Jalur Selo.
Seluruh proses pendakian akan menerapkan pengetahuan ekspedisi yang telah dipelajari sebelumnya di dalam kelas. “Kombinasi antara berbagai materi ekspedisi, simulasi sampai pergerakan ekspedisi menuju puncak Merbabu diharapkan membawa pengalaman berharga bagi peserta. Ilmu dan pengalamannya pun dapat disebarkan ke kawan kawan petualang lain. Semoga setiap ekspedisi yang dijalankan tetap aman dan nyaman, tanpa mengabaikan alam, apalagi merusak alam,” tambah Galih. Pertemuan empat tim di Puncak Merbabu akan ditutup dengan pengibaran bendera Merah Putih di Puncak Syarif Gunung Merbabu. Setalah itu, tim akan turun kembali ke basecamp. “Hari terakhir pada Minggu (1/10) peserta akan melakukan penyusunan laporan ekspedisi, evaluasi dan upacara penutupan, lalu kembali ke kota masing masing,” pungkas Galih.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.