Japanese Encephalitis (JE) adalah salah satu penyebab utama radang otak akibat infeksi virus (ensefalitis virus) di seluruh dunia. Dan merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Asia termasuk di Indonesia. Berdasarkan data publikasi Badan Kesehatan Dunia atau WHO, diperkirakan terdapat sejumlah 67.900 kasus baru per tahun di 24 negara di kawasan Asia dan Oceania.
Di Indonesia, kasus konfirmasi JE dalam periode tahun 2014 sampai dengan per Juli 2023 dilaporkan sejumlah 145 kasus. Tercatat 30 kasus diantaranya berada di Provinsi Kalimantan Barat. Case Fatality Rate (CFR) penyakit ini mencapai 20 30 persen.
Hadiah BWF World Tour Finals 2023 Wakil Indonesia: Jojo Full Senyum, Modal Nikah Kembali Halaman 3 GELAGAT Pengemudi Alphard Terobos Jalan Baru Dicor, Marah marah Ngaku Pengacara, Tercium Bau Alkohol Surya.co.id Drawing 16 Besar Liga Champions: Real Madrid vs Man City dan Arsenal vs Barcelona Jadi Hal Mustahil Banjarmasinpost.co.id
Hasil Klasemen Liga Inggris: Manchester City Terpeleset, Arsenal dan Liverpool Umbar Senyum Halaman all Hasil Final Odisha Masters 2023 Diselingi Psywar Antar Penonton, Rachel/Trias Bungkam Andalan Tuan Rumah yang Baru Saja Juara Bolasport.com Semua Varian Wuling Binguo EV Garansi Seumur Hidup, Waktu Terbatas
Jepang Hibahkan Kapal Patroli Senilai 9,53 Miliar Yen untuk Indonesia Dan 30 persen – 50 persen dari penderita yang bertahan hidup akan mengalami gejala sisa. Seperti lumpuh atau kejang, perubahan perilaku, hingga kecacatan berat.
JE mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, namun dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Dalam rangka mencapai target SDGs 2030 melindungi seluruh masyarakat, pemerintah menambahkan imunisasi JE ke dalam program imunisasi rutin di wilayah endemis penyakit tersebut. Pemberian imunisasi JE telah lebih dahulu dilaksanakan di Provinsi Bali pada tahun 2018.
Dan Selasa (26/9/2023) Pemerintah akan memulai pemberian imunisasi JE di seluruh Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Pencanangan dilaksanakan oleh Pj. Gubernur Kalimantan Barat, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat hingga stakeholders terkait. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu.
Sesuai rekomendasi WHO dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), sebelum introduksi atau penambahan imunisasi JE ke dalam program imunisasi rutin bagi bayi usia 10 bulan, maka diberikan imunisasi tambahan massal JE terlebih dahulu. Menyasar seluruh anak usia 9 bulan sampai dengan kurang 15 tahun. Dirjen Maxi mengatakan, total sasaran penerima imunisasi tambahan JE di Kalimantan Barat ada 1,3 juta anak.
“Imunisasi tambahan massal JE diharapkan dapat selesai lebih cepat dan tepat. Sehingga pada bulan November 2023 kita sudah mulai imunisasi rutin pada anak usia 10 bulan di posyandu, puskesmas dan fasyankes lainnya” kata Maxi. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.