CEO Google meminta pengguna perangkat Android untuk tidak melakukan sideloading aplikasi karena membahayakan. Sumber foto: CNET CEO Google Sundar Pichai meminta pengguna sistem operasi Android agar tidak melakukan sideloading aplikasi di smartphone mereka.
Dia beralasan hal ini demi melindungi pengguna Android dari virus yang membahayakan keamanan mereka. Sideloading merupakan proses mentransfer file dari satu perangkat ke perangkat lainnya, misalnya mengirim MP3 dari laptop ke smartphone, alih alih mengunggah atau mengunduh file dari internet. Sedangkan di dunia perangkat seluler, sideloading didefinisikan sebagai proses menginstal aplikasi dari sumber selain toko aplikasi resmi.
Hal ini tentu saja sangat membahayakan, terlebih aplikasi di luar toko resmi bisa saja memiliki malware atau virus tersembunyi yang dirancang untuk membahayakan perangkat atau informasi pribadi Anda. Hasil Survei Elektabilitas Capres Cawapres di Jabar, Jateng, dan Jatim Versi 4 Lembaga Survei Halaman 4 BWF World Tour Finals 2023 Anak Didik Nova Widianto Jaga Asa ke Semifinal Usai Bungkam Peraih Perunggu Olimpiade Bolasport.com
Program PIP Kemdikbud Berikan Bantuan Pendidikan untuk Siswa dari SD hingga SMK, Simak Cara Ceknya! Mulai 1 Januari 2024, Pembelian LPG Tabung 3 Kg Hanya Bisa Dilakukan Pengguna Terdata Promo Alfamart 11 15 September 2023 Belanja Hemat Sepekan, Popok Bayi Ada Cashback
Wirang Birawa Bicara Perselingkuhan Artis Berinisial RI Banyak pihak percaya Google akan memiliki kontrol lebih besar atas aplikasi yang dapat diunduh pengguna. Meskipun bisnis tersebut menegaskan aplikasi Play Store memberikan tingkat perlindungan tertinggi bagi pelanggan, studi keamanan Kaspersky baru baru ini menunjukkan 600 juta unduhan aplikasi berbahaya tercatat pada 2023 dari toko aplikasi Google.
Di sisi lain, Apple sendiri telah lama menentang kemampuan untuk melakukan sideload program karena mereka tidak memiliki kendali atas bagaimana atau dari mana aplikasi ini dimuat di iPhone. Lantas, Pichai kini lebih menyuarakan sentimen yang menyiratkan kedua raksasa digital tersebut sadar akan biaya tiga puluh persen yang diterima masing masing pengembang dari pengembang yang menyelenggarakan program mereka di toko aplikasi mereka sendiri. Masuk akal jika perusahaan seperti Epic Games memilih untuk menghosting perangkat lunak mereka di situs web daripada mendistribusikannya melalui toko aplikasi.